DOKUMENTASI

DOKUMENTASI
KEGIATAN PC IPPNU PONOROGO

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 19 Juni 2012

IMPERIALISME BARAT DAN KEBANGKITAN KEMBALI DUNIA ISLAM


Periode modern dalam sejarah Islam bermula dari tahun 1800 M dan berlangsung sampai sekarang. Di awal periode ini kondisi Dunia Islam secara politis berada di bawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M Dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan Barat. Periode ini memang merupakan zaman kebangkitan kembali Islam, setelah mengalami kemunduran di periode pertengahan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam. 

Gerakan pemabaharuan ini muncul karena dua hal :
  1. Timbulnya kesadaran dikalangan ulama bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran-ajaran ini bertentangan dengan semangat ajaran Islam yang sebenarnya, seperti bid’ah, khurafat dan tahyul. Oleh karena itu mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran atau paham seperti itu. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi
  2. Pada periode ini Barat mendominasi Dunia di bidang politik dan peradaban. Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu, mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah masalah politik dan  peradaban untuk menciptakan balance of power ( Yatim, 2003 : 173 - 174 )
Sebagaimana telah disebutkan, ketika tiga kerajaan besar Islam sedang mengalami kemunduran di abad ke-18, Eropa Barat mengalami kemajuan dengan pesat. Kerajaan Safawiyah mengalami kemunduran, karena tidak hanya mendapat serangan dari kerajaan Turki, tetapi juga mendapat serangan dari kalangan Dinasti yang tunduk pada Safawiyah yang ingin merdeka, yaitu berturut-turut Raja Afganistan, sehingga pada tahun 1722 M berhasil menduduki Asfahan, kemudian disusul oleh serangan Dinasti Zand yang pada tahun 1750 M berhasil menguasai seluruh Persia. Maka berakhirlah kekuasaan kerajaan Safawi di pertengahan abad ke-18.

Di belahan kerajaan Mughal juga dilanda kemunduran, tepatnya pada pemerintahan setelah Aurangzeb, yaitu mendapat serangan dari masyarakat Hindu. Diantaranya pemberontakan Sikh yang dipimpin oleh Guru Tegh Mahabur Dean, guru Gobind Singh. Pada awal paro kedua abad ke-19 M kerajaan Mughal hancur di tangan Inggris yang kemudian mengambil alih kekuasaan di anak benua India.

Kekuatan Islam terakhir yang masih disegani oleh lawan tinggal kerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi yang terakhir ini pun terus mengalami kemunduran-demi kemunduran, sehingga dijuluki sebagai the sick man of Europe, orang sakit dari Eropa. Dalam periode kerajaan Usmani peradaban Islam mendapat perlawanan dari dua arah, yaitu dari dalam, berupa perlawanan dari orang Islam sendiri, dan dari luar, berupa serangan balik dari Eropa khususnya kerajaan KRISTEN.

Dari dalam, kerajaan Usmani dilanda konflik antara penguasa Turki dan perlawanan dari daerah kekuasaannya yang menuntut merdeka, seperti Mesir dan negara Arablainnya. Karena pada waktu itu Turki dipandangnya bukan sebagai Khalifah yang melindungi Islam, tetapi tidak lebih sebagai kerajaan yang hanya mementingkan kekuasaan, bahkan kehidupan dalam Istana tidak kelihatan corak keislamanya, yang ada hanyalah kemewahan. Sehingga dengan demikian pecahlah peperangan dengan kerajaan Safawiyah yang berkepanjangan sampai runtuhnya Usmani secara total. Di antara peperangan itu adalah peperangan yang memperebutkan wilayah Irak pada abad ke-18, ada yang berpendapat peperangan itu merupakan peperangan ideologis antara Sunni dan Syiah. Kemerosotan Kesultanan Turki Usmani semakin cepat setelah mendapat serangan dari Dunia Barat, sehingga daerah kekuasaannya satu persatu jatuh kembali ketangan KRISTEN.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelemahan kerajaan - kerajaan Islam tersebut telah menyebabkan Eropa dapat menguasai, menduduki dan menjajah negerinegeri Islam dengan mudah.

A. Renaisans di Eropa

Pada awal kebangkitannya, Eropa menghadapi tantangan yang sangat berat, karena ia harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan perang Islam yang sulit dikalahkan, terutama kerajaan Usmani yang berpusat di Turki. Tidak ada jalan lain, mereka harus menembus lautan yang dianggap sebagai pembatas ruang gerak mereka ( Stoddard, 1966:25 ). Setelah jalan melalui laut telah ditemukan oleh Cristoper Colombus ( 1492 M ) menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama menemukan jalam ke Timur melalui Tanjung Harapan ( 1498 M ) benua Amerika dan kepulauan Hindia segera jatuh ke bawah kekuasaan Eropa, maka Eropa tidak lagi tergantung kepada jalur lama yang dikuasai umat Islam sehingga perdagangan maju di Eropa. Kemudian terjadilah perputaran nasib dalam sejarah seluruh umat manusia ( Stoddard, 1966 : 26 ).

Perekonomian bangsa-bangsa Eropa semakin maju, bahkan kemajuan mereka telah melampui kemajuan Islam yang sejak lama mengalami kemunduran. Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat, sehingga Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas
melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan ke seluruh Dunia. Bahkan , satu demi satu
negeri Islam jatuh ke bawah kekuasaannya sebagai negeri jajahan.

Negeri-negeri Islam yang pertama dapat dikuasai Barat adalah negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua India, kemudian negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Usmani, karena meskipun mengalami kemuduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu.

Dengan jatuhnya kerajaan Mughal ketangan Hindu, maka sempurnalah kemunduran Dunia Islam. sebaliknya Dunia Barat makin kuat dan suka menerkam Dunia Islam, karena itu satu persatu Dunia Islam dikuasai oleh Barat. Masa itu populer disebut zaman imprialisme, inilah masa arus balik pengaruh Islam di Eropa, sebab Islamlah yang menanghantarkan Brarat memasuki masa kebangkitan kembali ( renaisans ). Sedangkan Islam sendiri saat itu terperangkap dalam kemewahan dan kekuasaan belaka, sehingga lalai dalam mengembangkan kebudayaan dan peradabannya, serta penguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu dapatlah dikatakan bahwa kekalahan Dunia Islam pada zaman Tiga kerajaan besar itu disebabkan oleh keadaan dimana Dunia Islam mengabaikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Imperialisme Barat terhadap Dunia Islam

Dengan melemahnya kekuatan politik dan militer Islam maka lahirlah babak baru dalam sejarah Dunia Islam, yaitu babak penjajahan Barat terhadap Dunia Islam, sebagaicounter gerakan Dunia Islam yang terwujud dalam gerakan sporadis dari setiap wilayah yang dijajah karena ingin merdeka, sebab kekuatan integratif maupun kordinatif yang mempersatukan Islam sudah tidak mendapat legitimasi dari masyarakat Islam. Sementara itu, masa depan Islam bertumpu pada sejauh mana kekuatan Islam melakukan perlawanan, kendati bersifat lokal.

India ketika berada pada masa pemerintahan Mughal adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal itu mengundang Eropa, yang sedang mengalami kemajuan berdagang kesana. Awal abad ke-17, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan tahun 1617 M Belanda mendapat izin yang sama. Akhirnya, pada tahun 1899 M kesultanan Muslim Baluchistan jatuh di bawah kekuasaan India-Inggris, yang memang sebelumnya telah diincarnya.

Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, merupakan daerah rempah - rempah terkenal pada masa itu dan menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan kekuasaannya di negeri ini. Hal ini dimungkinkan karena dibandingkan dengan Mughal, kerajaan - kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah sehingga dengan mudah dapat ditaklukkan.

Kerajaan Islam Malaka yang berdiri pada awal abad ke-15 M di Semenanjung Malaya yang strategis dan merupakan kerajaan Islam kedua di Asia Tenggara setelah Samudera Pasai, di taklukkan Portugis tahun 1511 M. Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang. Spanyol berhasil menguasai Filipina, termasuk di dalamnya beberapa kerajaan Islam, seperti Kesultanan Manguindanao, Kesultanan Buayan, dan Kesultanan Sulu. Bahkan, Abad ke-19 M, Inggris menguasai seluruh Indonesia untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama.

Sebagaimana di India, di Asia Tenggara kekuasaan politik negara-negara Eropa berlanjut terus sampai pertengahan abad ke-20 M, ketika negeri - negeri tersebut memerdekakan diri dari kekuasaan asing. Ekspansi Barat ke Timur Tengah di mulai ketika Kerajaan Usmani mengalami kemunduran sementara Barat mengalami kemajuan di segala bidang, seperti perdagangan, ekonomi, industri perang dan teknologi militer. Meskipun demikian, nama besar Turki Usmani masih disegani oleh Eropa Barat sehingga mereka tidak melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Islam. Namun, kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1683 M menyadarkan Barat bahwa Kerajaan Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah Kerajaan Usmani berulangkali mendapat serangan - serangan besar dari Barat (Stoddard, 1966:26).

C. Kebangkitan Kembali Dunia Islam 

Benturan-benturan antara Islam dan kekuatan Eropa telah menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. Yang pertama merasakan hal itu diantaranya, Turki Usmani, karena kerajaan ini yang pertama menghadapi kekuatan Eropa. Kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang - pejuang Turki banyak Belajar dari Eropa. Pada pertenganahan abad ke-20 M Dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan Barat. Periode ini merupakan zaman kebangkitan kembali Islam, setelah mengalami kemunduran di periode pertengahan.

Dengan demikian yang dimaksud dengan kebangkitan Islam adalah kristalisasi kesadaran keimanan dalam membangun tatanan seluruh aspek kehidupan yang berdasar atau yang sesuai dengan prinsip Islam. Makna ini mempunyai implikasi kewajiban bagi umat Islam untuk mewujudkannya melalui gerakan - gerakan, baik di bidang politik,ekonomi, sosial, dan budaya.

Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal dengan sebutan gerakan pembaharuan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam. Gerakan pembaharuan itu muncul karena dua hal antara lain :

1. Timbulnya kesadaran di kalangan ulama bahwa banyak ajaran - ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. 

Ajaran - ajaran tersebut bertentangan dengan semangat ajaran Islam yang sebenarnya, sepert bid’ah, khurafat dan takhyul. Ajaran inilah yang menyebabkan Islam menjadi mundur. Oleh karena itu, mereka bangkit membersihkan Islam dari ajaran atau paham tersebut. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi.

Adapun gerakan-gerakan pembaharuan tersebut sebagai berikut :
  • Gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abdul al-Wahhab ( 1703 - 1787 M) di Arabia.
  • Grakan Syah Waliyullah ( 1703 - 1762 M ) di India.
  • Gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair.
2. Pada periode ini Barat mendominasi Dunia di bidang politik dan peradaban.

Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh - tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu, mereka bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power.

Adapun langkah yang diambil berupa pengiriman para pelajar Muslim oleh penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan menerjemahkan karya - karya Barat ke dalam bahasa Islam. Gerakan pembaharuan itu kemudian memasuki Dunia politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (persatuan Islam sedunia) yang mulamula didengungkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah ( Syalabi, 1988 : 107 ). Namun, gagasan ini baru disuarakan dengan lantang oleh Jamaluddin al-Afghani ( 1839 - 1897 M ). Al-Afghani adalah orang pertama yang menyadari akan dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia memperingatkan Dunia Islam akan hal itu dan melakukan usaha-usaha untuk pertahanan ( Syalabi, 1988 : 61 ). Menurutnya, umat Islam harus meninggalkan perselisihan-perselisihan dan berjuang di bawah panji bersama. Disamping itu, ia juga membangkitkan semangat lokal dan nasional negeri - negeri Islam. Karena itu, al-Afghani dikenal sebagai bapak Nasionalisme dalam Islam.

Akhirnya gagasan Pan-Islamisme menjadi redup ketika al-Afghani tidak didizinkan berbuat banyak di Istambul oleh Sultan Kerajaan Usmani, Abdul al-Hamid II ( 1876 - 1909 M ) karena dianggapnya menjadi duri bagi kekuasaan sultan dan kalahnya Turki Usmani bersama sekutunya, Jerman dalam Perang Dunia I dan kekhalifahan dihapuskan oleh Mustafa Kemal, tokoh yang justru mendukung gagasan nasionalisme, rasa kesetiaan kepada negara kebangsaan.

Di Mesir, benih-benih gagasan nasionalisme tumbuh sejak masa al-Tahtawi ( 1801 - 1873 M ) dan Jamaluddin al-Afghani. Tokoh pergerakan terkenal yang memperjuangkan gagasan ini di Mesir adalah Ahmad Urabi Pasha.

Di bagian Arab lainnya lahir gagasan nasionalisme Arab yang segera menyebar dan mendapat sambutan baik, sehingga nasionalisme terbentuk atas dasar kesamaan bahasa. Demikian ini yang terjadi di Mesir, Syiria, Libanon, Palestina, Iak, Hijaz, Afrika Utara, Bahrein dan Kuwait. Semangat persatuan Arab ini diperkuat pula oleh usaha Barat  untukmendirikan negara Yahudi di tengah-tengah bangsa Arab dan di negeri yang mayoritas dihuni Arab.

Di India, gagasan Pan-Islamisme dikenal dengan gerakan khilafat. Syed Amir Ali ( 1848-1928 M ) adalah salah seorang pelopornya. Namun gerakan ini akhirnya pudar, yang populer adalah gerakan nasionalisme yang diwakili oleh Partai Kongres Nasional India. Gagasan nasionalisme ini pun akhirnya ditinggalkan berubah menjadi Islamisme. Benihbenih gagasan Islamisme dilontarkan oleh Sayyid Ahmad Khan ( 1817 - 1898 M ), kemudian mengkristal pada masa Iqbal (1876 - 1938 M) dan Muhammad Ali Jinnah ( 1876-1948 M ) ( Nasution, 1988 :165 - 205 ).

Sedangkan di Indonesia, partai politik besar yang menentang penjajahan adalah Sarekat Islam ( SI ), didirikan tahun 1921 di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Partai ini merupakan kelanjutan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi tahun 1911. Kemudian berdirilah partai-partai politik lainnya, seperti Partai Nasional Indonesia (PNI), didirikan oleh Sukarno ( 1927 ), Pendidikan Nasional Indonesia ( PNI - baru ), didirikan oleh Mohammad Hatta (1931), Persatuan Muslimin Indonesia ( Permi ) yang menjadi partai politik tahun 1932, dipelopori oleh Mukhtar Luthfi. Demikianlah gagasan-gagasan nasionalisme dan gerakan-gerakan untuk membebaskan diri dari kekuasaan penjajah Barat yang kafir juga bangkit di negeri-negeri Islam lainnya.

Mencermati akselarasi kebangkitan Dunia Islam pada masa yang akan datang, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, tantangan yang dihadapi oleh Dunia Islam, diantaranya adalah gerakan kristenisasi yang digarap secara besar-besaran dalam Dunia Islam, khususnya yang terkatagori melarat. Gerakan zionisme yang mendapat dukungan politik dan dana dari Dunia Barat kapitalisme dan komonisme yang seringkali berkolaborasi dengan elite militer yang sedang berkuasa dan sekularisme yang mengarap Dunia Islam melalui gerakan pemikiran dan intelektual. Gejala ini dapat dilihat dalam kebijakan negara yang memarginalkan kelompok elite agama dalam pemerintahan. Dan dapat pula dilihat semakin banyaknya sarjana Muslim ( IAIN ) ke Dunia Barat dengan harapan mende-islamisasikan masyarakat secara pemikirannya.

Kedua, kelemahan Dunia Islam, diantaranya, lemahnya pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta lemahnya pengusaan terhadap Islam itu sendiri, misalnya banyaknya umat Islam yang belum bisa menguasai pemahaman al-Qur’an, bahkan banyak pula yang buta huruf membaca al-Qur’an. Pertanyaannya, bagaimana Islam bisa bangkit kalau memahami ajaranya saja kurang sempurna. Inilah masalah yang dihadapi umat Islam pada zaman sekrang ini. Ketiga, Salahnya Dunia Barat dalam memahami Islam, sebab mereka memahami Islam bukan dari sumbernya tetapi dari prilaku-prilaku pemeluk Islam yang salah pula. 

Tetapi sekarang ini ada kecenderungan Dunia Barat lebih obyektif melihat Dunia Islam, sebab orang Barat sendiri sudah bosan dan muak melihat budayanya yang serba materialistis, tidak mendatangkan kedamaian dan kebahagiaan. Dari sinilah mereka mulai tertarik mempelajari Islam tanpa apriori. Kenyataan ini banyak dibuktikan banyaknya orang Barat yang masuk Islam, baik dari kalangan budayawan maupun lainnya.

Pendek kata kebangkitan Dunia Islam akan lahir apabila pemahaman dan komitmen terhadap ajaran Islam merata di kalangan masyarakat Islam, sehingga dalam diri mereka tersimpul  keinginan untuk mengaktualkan Islam dalam pentas kehidupan bernegara. Hal lain yang tak kalah penting adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa dua kriteria itu tidak mungkin lahir kebangkitan Islam kembali.

C. Kemerdekaan Negara - Negara Islam dari Penjajahan Barat

Munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangannya untuk mewujudkan negara merdeka. Dalam kenyataannya, partai-partai itulah yang berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah. Perjuangan tersebut terwujud dalam beberapa bentuk kegiatan antara lain:
  1. Gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata.
  2. Pendidikan dan propaganda dalam rangka mempersiapkan masyarakat menyambut dan mengisi kemerdekaan.
Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang pertama kali memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia merdeka dari
pendudukan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh Sekutu. Disusul oleh Pakistan tanggal
15 Agustus 1947, ketika Inggris menyerahkan kedaulatannya di India kepada dua Dewan
Konstitusi, satu untuk India dan satunya untuk Pakistan.

Tahun 1922, Timur Tengah ( Mesir ) memperoleh kemerdekaan dari Inggris, namun pada tanggal 23 Juli 1952, Mesir menganggap dirinya benar - benar merdeka. Pada tahun 1951 di Afrika, tepatnya Lybia merdeka, Sudan dan Maroko tahun 1956, Aljazair tahun 1962. Semuanya membebaskan diri dari Prancis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Yaman Utara, Yaman selatan dan Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di Asia tenggara, Malaysia, yang saat itu termasuk Singapura mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, dan Brunai Darussalam tahun 1984 M.

Demikianlah, satu persatu negeri-negeri Islam memerdekakan diri dari penjajahan. Bahkan, beberapa diantaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-tahun terakhir, seperti negera Islam yang dulunya bersatu dalam Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan dan Azerbaijan pada tahun 1992 dan Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia pada tahun 1992 ( Yatim, 2003 : 187 - 189 ).

Jumat, 08 Juni 2012

Hubungan Agama Islam dan Ilmu Pengetahuan

Dalam pergerakan alam semesta ini maka jika dicermati dengan seksama akan terjadi banyak fenomena yang luar biasa. Dan semuanya ternyata telah dijelaskan didalam Al-Qur`an sebagai pembelajaran dari Allah Swt kepada hamba-Nya yang beriman agar mereka berpikir dan menjadi pintar.

Berikut saya cuplikkan dari buku “This is The Truth, Newly Discovered Scientific Focts Revealed in the Quran & Authentic Hadeeth” dimana terdapat sebuah diskusi yang terjadi antara Abdullah M. al-Rehaili (penulis) dengan Profesor Shrceder (ilmuwan kelautan dari Jerman). Disana penulis mengatakan “Kami bertemu dengannya pada seminar Ilmuwan Kelautan yang diselenggarakan di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Saya bertanya untuk mengantarkan pembicaraan fenomena laut antara penemuan ilmiah dan ayat Al-Qur`an. Pada hari selanjutnya, Profesor Shroeder berdiri dan memberi komentar apa yang telah kami katakan: “Saya hendak memberi komentar tentang kuliah yang disampaikan Syeikh az-Zindani kemarin, dan akan mengatakan berapa banyak saya menghargai perkuliahan ini dalam rangka pertemuan ilmiah. Seseorang tidak dibutuhkan untuk menjadi seorang Muslim (untuk melihat ilmu pengetahuan dalam konteks agama yang lebih luas), bahkan untuk saya seorang Nasrani, penting tidak hanya melihat ilmu pengetahuan, namun saya juga dalam perasaan dan gambar yang lebih lebar dan ketika dibandingkan dengan agama, lihatlah hal ini dalam konteks agama”

Setelah mengetahui hal itu, Profesor Shroeder mendiskusikan hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama. Dia menunjukkan jurang pemisah antara agama yang berbeda-beda dan ilmu pengetahuan. Maka dari itulah terdapat saling bertolak belakang antara pemikiran pemuka agama dan ilmuwan. Namun, Profesor Shroeder heran ketika dia ditunjukkan kebenaran yang berisi bermacam-macam ayat Al­-Qur`an yang telah diturunkan 1400 tahun yang lalu. Dia memberi komentar: “Dalam beberapa agama, kita mendapatkan pemuka agama yang berpikir bahwa ilmu pengetahuan dapat mengambil sesuatu dari agama. Jika ilmu pengetahuan  membuat peningkatan, agama harus berputar kembali, menjadi dilanggar batasannya. Di sinilah kita lihat sebuah pendekatan yang berbeda secara lengkap. “Syeikh az-Zindani menunjukkan kita bahwa ilmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertuliskan di dalam Al-Qur`an beberapa tahun yang lalu. Sebenarnya ilmuwan sekarang menemukan apa yang telah dikatakan sebelumnya, saya pikir hal ini penting. Penting dalam arti untuk diadakan sebuah simposium atau workshop untuk dijadikan peran serta, diskusi, dan persetujuan ilmuwan dari seluruh bangsa dan saya yakin bahwa kita semua akan pulang dan sekarang berpikir lebih banyak lagi tentang hubungan antara agama dan pengetahuan kelautan’”.

Hal ini menjadi jelas bahwa para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah tersebut di dalam Al-Qur`an sejak 1400 tahun yang lalu. Hal ini mengingatkan kita pada pernyataan sebagai berikut: Siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad tentang hal ini? Siapa yang menurunkan pengetahuan ini kepadanya? Sebab, inilah kebenaran yang se-zaman dengan apa yang diketahui oleh para ilmuwan, baik itu mereka sebagai ahli astronomi, ahli kelautan, ahli geologi atau ahli dalam bidang keilmuwan yang lain, akan tetapi Al-Qur`an dan Sunnah telah menyebutkannya.
Setelah mendengarkan kita, Profesor Shroeder percaya dengan sepenuhnya dan membuat pernyataan sebagai berikut:
“Tidak ada pengetahuan pada satu sisi, juga agama pada satu sisi. Orang-orang tidak berbicara dengan yang lain, akan tetapi mereka akan menuju pada satu petunjuk. Mereka menyatakan hal yang sama dalam bahasa yang berbeda, bahasa ilmiah (bahasa abstrak) dan bahasa tulisan, sebagaimana yang telah dikatakan Syeikh”
Dia meminta dengan jelas bahwa kenyataan ini dipersembahkan untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia, akan tetapi khusus untuk ilmuwan dalam pusat studi mereka, dalam semua bahasa. Sehingga mereka paham dengan jelas dan ada hubungan yang benar antara agama dan ilmu pengetahuan yang telah diklarifikasikan. Kita berbicara tentang agama yang telah bebas dari distorsi. Pengetahuan yang benar harus ditegaskan dengan agama yang benar.

Sebagaimana dalam konteks Islam, seperti yang tersebut di dalam Al-Qur`an:

“Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi” (QS. Yunus [10] : 101)
“Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-­benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya, maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya” (QS. al-Jaatsiyah [45] : 3 -6)

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. az-Zumar [39] : 9)

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah”
(QS. Muhammad [47] : 19)

Agama mendorong kita untuk memperoleh pengetahuan dan mengharapkan kita merenungkan alam semesta dalam sebuah bahasa yang bisa dipahami sekarang. Maka dari itulah mari sekali lagi kita mempelajari dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing diri sebagai upaya menjalani arti peran kehidupan yang bermanfaat.

Senin, 04 Juni 2012

PENGURUS PC IPPNU CABANG PONOROGO

 IPPNU
SUSUNAN PENGURUS PC IPPNU PONOROGO
MASA KHIDMAD 2010 – 2012


Pelindung     : PC NU PONOROGO
Pembina       : 1. Hj. Lilik Eko
                          2. Uswatun Hasanah
                        3. Latifah Mahfudz
                        4. Tarwina Fatawi

Pengurus Harian
Ketua             : Anjar Kususiyanah
Ketua I           : Lina Dwi Wulandari
Ketua II          : Serli Budiati
Ketua III         : Rohmatul Zunaidatul Jannah

Sekretaris      : Binti Musyarofah
Sekretaris I    : Mujayanti
Sekretaris II   : Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta
Sekretaris III  : Nurul Lailatil M

Bendahara    : Farida Setyaningrum
Bendahara I  : Evi Tantinasari

DEPARTEMEN – DEPARTEMEN
  1. Departemen Pembinaan dan Pengembangan Organisasi
    1. Nurul Afidah (Koord)
    2. Umul Maghfiroh
    3. Harisatul Ulum
    4. Lailatul Masruroh

  1. Departemen Pembinaan dan Pengembangan Kader
    1. Azka Irfana (Koord)
    2. Luluk Zakiyah
    3. Mamluatul Azizah
    4. Meilistia Jauharotul Maknunah

  1. Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
    1. Nita Alfi Nur Rohmah (Koord)
    2. Abidatul Akhsani
    3. Nailur Wafiroh

  1. Departemen Pers dan Jaringan Komunikasi
    1. Warih Pratika Dewi (Koord)
    2. Fika Ayu A
    3. Meika Desyi Fridayanti
    4. Bety Dewi Zulaisah

  1. Departemen Seni Budaya dan Olahraga
1.     Siti Rukayah (Koord)
2.     Ani Rohayati
3.    Uswatun Ni’mah

LEMBAGA – LEMBAGA :

1.    Lembaga Konseling Pelajar
1. Lina Purnamasari (Koord)
2. Idatul Fitriah
3. Ines Indriani

2.    Korp Kepanduan Putri
1.  Kurrotul A’yun (Koord)
2.  Eka Fitriana
3.  Zae nanda Yulian

CUPLIKAN MATERI MAKESTA (MASA KESETIAAN ANGGOTA)

A S W A J A
 ( AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH )

A. PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH
Kalimat Ahlussunnah Waljama’ah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari tiga kata yaitu :
  1. Ahlun artinya : Golongan, keluarga, kelompok
  2. Assunnah artinya : sesuatu yang  berasal dari Rosullah bai barupa perkataan (qoulunnabi) perbuatan (fi’lunnabi), dan ketabahan nabi (taqrirunnabi)
  3. Al-Jama’ah artinya : Jamatus shohabah, Khulafaurrasyidin, Assawwadul ‘adhom (golongan mayoritas islam) Jadi pengertian Ahlussunnah Waljama’ah ialah: Golongan pengikut setia ajaran Islam yang murni sebagaiman siajarkan dan diamalkanoleh rosullah beserta para sahabatnya.
B. ASAL MULA ISTILAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Istilah Ahlussunnah Waljama’ah dengan pengertian di atas berasal dari hadits rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani sbb:
Yang artinya: “telah berpecah belah umat Yahudi atas 71 golongan dan telah berpecah belah umat Nasrani atas 72 golongan dan akan berpecah belah umatku menjadi 73 golongan, yang selamat diantara mereka hanya satu, sedangkan sisanya binasa” sahabat bertanya : siapakah yang selamat itu? Nabi menjawab : “Ahlussunah Waljama’ah” sahabat bertanya lagi : Apakah Ahlusunah Waljama’ah itu?” nabi menjawab : “apa yang aku perbuat hari ini dan para sahabatku”.

C. LATAR BELAKANG KELAHIRAN AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH
Pada zaman Rasululah SAW tidak pernah timbul peredaan pendapat dikalangan umat Islam karena semua masalah dapat ditanyakan kepada Nabi dan langsung mendapat jawaban dari Nabi.
Dizaman Khulafaurrasyidin (11H- 14H) mulai timbul sedikit perbedaan pendapat yang pada umumnya menyangkut masalah hokum rumah tangga seperti perkawinan, perceraian dan masalah waris.
Perpecahan dikalangan umat Islam mulai timbul pada akhir pemerintahan Usman bin Afffan karena termakan propaganda Abdullah bin Saba’ seorang pendeta Yahudi asal Yaman yang mengaku masuk Islam dan berhasil mempengaruhi penndukung Ali bin Abi Tholib melahirkan golongan Syi’ah.
Pada tahun 37 H terjadilah perang shiffin antara ali dan Muawiyyah yang diakhiri dengan majlis tahkim. Kelompok Ali yang tidak setuju dengan majlis tahkim memisahkan diri dari Ali dan mendirikan golongan khawarij. Mereka memandang bahwa pelaku majlistahkim hukumnya kafir. Berbagi macam kejadian tersebut adalah tumbuh dan berkembang sebenarnya karena persoalan politik.
Pada sat-saat yang demikian ini, maka ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang pada hakekatnya adalah ajaran islam yang dipraltekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya dipopulerkan kembali dan disistemkan oleh Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan imam Abu Mansur Al Maturidi dalam bidang aqidah, oleh Imam Hanafi,Imam Maliki, Imam Syafi’I, dan Imam Hambali dalam bidang Syari’ah, oleh Imam Junaid al Baghdadi dan Imam Al Ghozali dalam bidang akhlak / tasawuf

D. PRINSIP SIKAP AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Sebagai gerakan pemelihara kemurnian ajaran islam, kaum Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip antara lain sebagi berikut :
1.     At tawasuth ( Jalan Tengah )
Dengan prispip ini kita akan selalu mejadi kelompok yang dapat diterima oleh semua pihak dan selalu menghindari segala bentuk pendekatan bersifat ekstrim
2.    I’tidal ( Adil / Tegak Lurus )
Dengan sikap I’tidal kita harus berpegang kepada norma-norma yang sudah kita yakini kebenarannya dan menghindarkan diri dari segala bentuk penyimpangan
3.    Tasamuh ( Toleran )
Apabila terjadi perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan maupun dalam persoalan kemasyarakatan dan kebudayaan kita harus berlapang dada, tidak terburu-buru menerima atau menolak pendapat orang lain. Namun terhadap sesuatu yang sudah kita yakini kebenarannya kita harus berpegang kepada keyakinan kita.
4.    Tawazun ( Seimbang )
Sikap ini memberikan tuntunan kepada kita agar selalu menjunjung tinggi syariat dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dengan prinsip keseimbangan. Seimbang antara dunia dan akhirat.

E. DASAR BERPIJAK AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Ahlus Sunnah Wal Jama’h adalah golongan pengikut ajaran islam yang selalu berpegang teguh pada :
1.     Al Qur’an
Karena islam adalah wahyu yang bersumber dari Alloh sedangkan Al Qur’an adalah firman Alloh, maka sudah tentu pedoman hidup kita harus berpegang teguh kepada kitabullah.
2.    Sunnah Rosul
Al Qur’an bersifat global dan tidak rinci, karena itu Rosulloh diberi tugas untuk menjelaskan secara gambling agar umatnya dapat mengerjakan perintah Allah secara benar
3.    Ijma’ Para Sahabat
Golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu berpegang teguh pada sunnah sahabat Karen beberapa pertimbangan antara lain
a.    Para sahabat hidup sezaman dengan Rosullah, sehingga mereka mendenga langsung sabda Rosullah, melihat dan menghayati
b.    Banyak hadits yang menjelaskan kemampuan para sahabat dalam menghayati dan mengamalkan ajaran islam bahkan menganjurkan umat islam untuk mengikuti jejak langkah para sahabat.
4.    Qiyas ( Analog )
Qiyas adalah menetapkan hokum suatu perbuatan yang belum ada ketentuan hukumnya berdasarkan suatu hokum yang sudah ditentukan nash nya, karena persamaan antara keduanya.

 

KE  NU  AN

A. MABADI’ KHOIRU UMMAH

Secara harfiah berarti prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik. Pengertian lain adalah gerakan yang diarahkan pada semangat tolong-menolong dalam biodang ekonomi dengan meningkatkan pendidikan moral yang bertumpu pada tiga prinsip yaitu : Jujur , dapt dipercaya, dan tolong menolong.
Mabadi’ khoiru ummah meliputi lima butir yaitu :
1.     As Shidiqqu
Mengandung arti kejujuan atau kebenaran, kesungguhan atau mujahadah, keterbukaan
2.    Al Amanah wal Wafa bil Ahdli
Mengandung arti dapat dipercaya dalam hal diniyah maupun ijtimaiyah, setia, patuh dan taat kepada Alloh dan pimpinan, tepat janji melaksanakan semua perjanjian baik yang dibuat sendiri maupun yang melekat pada kedudukannya sebagai mualaf
3.    Al Adalah
Mengandung arti obyektif, proposional dan tat azas.
4.    At Ta’awun
Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. Atau timbal
5.    Istiqomah
Tetap dan tidak begeser dari jalursesuai dengan ketentuan dari Allah dan Rosullah,

 

B. KHIITAH NU
Khittah NU berarti garis-garis pendirian, perjuangan dan kepribadian Nahdlatul Ulama baik yang berhubungan dengan keagamaan maupun urusan kemasyarakatan baik perorangan maupun organisasi. Fungsi garis-garis itu dirumuskan sebagai landasan berfikir, bersikap dan bertindak. Warga NU yang harus dicerminkan dalam tingkah laku perorangan maupun organisasi serta dalam setiap proses pengambilan keputusan.

C. NU DALAM PERKEMBANGAN
Nahdlatul Ulama dalah organisasi sosial keagamaan yang hingga kini masih tetap kokoh dan berakar kuat terutama di pedesaan di pulau jawa dan Indonesia pada umumnya. Para pendirinya sendiri terdiri atas ulama pesantren yang derajat keilmuan agamanya tinggi dan kokoh dalam berpegang pada salah satu madzhab madzhab Ahluss Sunnah Wal Jama’ah. Faham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah merupakan jiwa NU dan dipahami sebagai ajaran islam yang hakiki, nahkan mengilhami strategi dalam perjuangan NU. Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang berintikan pertautan antara tauqid, fikih dan tasawuf. Tiga kesatuan inilah yang membetuk watak NU berbeda dengan organisasi islam lainnya. Nu selalu tampil fleksibel, toleran dan akomodatif baik dalam kehidupan sosial keagaman maupun kemasyarakatan.
Karena watak itulah seringkali NU menerima tuduhan sebagai oportunis, menurut kemauan penguasa dan menyenangkanpihak pemerintah. Tuduhan-tuduhan itu memng harus diterima NU sebagai kebenaran pandangan sepintas lalu. Sehingga dalam pandangan selanjutnya akan diketemukan perubahan sikap aatau watak NU yang sangat bertentangan dengan yang biasa ditampilkan. Watak itu akan segera berubah jika persoalan yang diahadapi baik keagamaan maupun kemasyarakatan, tidak sedikitpun terpaut dengan nilai-nilai yang dianut NU
Dengan liku-liku perjuangan NU tersebut, membuat NU semakin kaya pengalaman dan mantab dalam perjuangannya. Juga tidak kalah pentingnya dengan adanya pertautan fiqih (Islam), Tasawuf (Ikhsan) dan Tauqid (Iman) yang menjadi pedoman ajaran Ahlus Sunnah Wal Jama'ah NU, sehingga membentuk watak, karakter, serta pandangan NU dan warganya


KEORGANISASIAN

I. PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah proses kerja sama sejumlah yang terikat dalam hubungan formal dalam rangka untuk mencapai  tujuan yang telah ditentukan (Dr. Sarwoto, dasar-dasar organisasi dan manajemen) Organisasi adalah wadah sekumpulan orang yang mengabungkan diri dengan tujuan tertentu (HM. TAYLOR dan AG. Mears) Organisasi adalah tata hubungan antara orang-orang  untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan, kerja sama dengan adanya pembagian tugas dan tangung jawab (John M. Gains, Organisasi satu pengantar).
Dari pengertian di atas maka organsiasi dapat ditinjau dari dua sorotan :
1.       Organisasi sebagai wadah, di mana kegiatan admisnistrasi dilaksanakan sehingga bersifat statis atau seperti benda mati.
2.      Organisasi sebagai hal yang hidup, manakala kita menyaksikan bahwa organisasi dapat meprotes tindakan sewenang-wenang dari seorang oknum, organsiasi dapat merevolusi, mendukun dan tidak menyetujuinya  dari suatu kebijakan / kebijaksanaan.

II. UNSUR-UNSUR ORGANISASI
  1. PD dan PRT (Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga)
  2. Personalia Organisasi
  3. Struktur Organisasi
  4. Program organisasi
  5. pembagian kerja
  6. Permusyawaratan
III. MACAM-MACAM ORGANISASI
Organisasi terdiri dari berbagai macam, antara lain sebagai berikut:
  1. Organisasi kemahasiswaan                  : Ekstra dan Intra Kampus
  2. Organisasi profesi                    : Parfi, PWI, IKADIN dan IDI dll
  3. Organisasi minat                       : Persebaya, Mitra dll
  4. Organisasi Politik                      : PKB, PDI-P PAN dll
  5. Organisasi keagamaan               : NU,IPNU,IPPNU, Muhammadiyah
  6. Organisasi sosial                       : LSM, Dll

 

IV. TIMBULNYA ORGANISASI
  1. Spontan / sporadis;
  2. Diprakarsai;
  3. Dibentuk oleh organisasi yang telah ada;
  4. Penggabungan dan pemisahan organisasi yang ada




V. PENUTUP
Bagaimanapun juga keberhasilan suatu organisasi terletak pada kerjasama yang baik dan kejelasan program serta tujuan organisasi tersebut. Untuk itu beberapa cii yang baik dari suatu organisasi antara lain:
  1. Terdapat tujuan yang jelas.
  2. Tujuan organisasi harus dipahami dan diterima oleh setiap orang yang ada di dalam organisasi tersebut.
  3. adanya kesatuan arah (unity of direction)
  4. Adanya kesatuan perintah (Unity Of Command)
  5. Adanya pembagian tugas (Job description)
  6. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab.
  7. penembapatan orang sesuai dengan ahlinya.


KEPEMIMPINAN
 I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, pada nmsuatu kelompok mulai dari yang kecil seperti keluarga hingga kelompok yang besar seperti organisasi sampai negara diperlukan adanya suatu pemimpin dan kepemimpinan.
Untuk memimpin dengan berhasil diperlukan kiat-kiuat tertentu yang membantu seorang pemimpin untuk berpikir, berbicara bahkan bertindak dalam kerangka tujuan yang ingin dicapai. Konsep berpikir yang jelas dari seorang pemimpin sangat diperlukan dan idealnya harus dapat dimengerti bawahannya. Dalam batas terntu, sepanjang untuk keperluan lembaganya.
Dengan demikian kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi sebagian besar bergantung pada kualitas pemimpin organisasinya. Berangkat dari hal tersebut, orang akan cenderung mengatakan bahwa kesimpulan tersebut dilatarbelakangi oleh budaya bangsa Indonesia yang secara umum berpola paternalistik, atau berorientasi kepada “Bapak” , “Patron”, Pemimpin”, “yang lebih senior”, atau yang sejenisnya. Saya tidak mengingkari kebenaran latar belakang itu, namun saya hendak membawa keranah yang lebih luas.
Pada dasarnya, manusia adalah ciptaan Tuhan  yang mendapat tugas untuk menjadi pemimpin dunia (khalifatullah). Tugas pertama adalah untuk memimpin dirinya sendiri sendiri. Sayangnya, tidak jarang tugas ini yang tidak mampu kita lakukan. Kita mampu mendidik orang lain - anak buah kita - untuk mempunya disiplin, misalnya, namun kita sendiri tidak mau disiplin. Kita mampu membuat orang lain mematuhi aturan, namun kita sendiri tidak mampu (atau tidak mau) mengikuti aturan tesebut. Kesemuanya Karena kita tidak meliki kompetensi kepemimpinan)  
                                                                                                                                                                                                                             
II. FUNGSI KEPEMIMPINAN 
Sebelum kita memahami fungsi daripada kepemimpinan terlebih dahulu mari kita pahami makna kepemimpinan. Secara etimologi leadership  (Kepemimpinan) berasal dari bahasa Inggris yang artinya pemimpin atau kepemimpinan. Atau adapun secara terminology dapat dirumuskan sebagai berikut: Kepemimpinan adalah kemampuan atau kesiapan yang dimiliki oleh seseorang yang dapat mempengaruhi, medorong, mengajak, menunutun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh tersebut, selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan.
Salah satu hal yang perlu dipahami bersama adalah bahwa kepemimpinan  berbeda dengan keilmuan dan manajemen. Kepemimpinan adalah praktek dan bukan teori saja. Oleh karena itu tugas pokok kepemimpinan adalah mengambil keputusan-keputusan strategis, maka tatkala menjadi pemimpin yang terutama adalah bagaimana kita memiliki tiga pilar utama kepemimpinan. Yakni kemampuan yang meliputi Intellectual Quality, Emotional Quality dan Spiritual Quality. Sehinga dengan demikian tidak cukup dengan intelektual quality saja. Kualitas intelektual membuat kita mampu memilih data, informasi, dan opini. Data emosional akan menunjukkan bahwa kita mampunyai kemampuan untuk membuat keputusan dengan tepat, dan akurat. Dengan pengusaaan Spiritual Quality kita mempunyai fondasi nilai bahwa keputusan yang kita buat, apapun keputusan itu, harus kita pertanggungjawabkan sendiri – mengingat, pemimpin selalu berkapasitas alone-ness. Dalam ranah intelektual, pertanggungjawaban kita berikan kepada keilmuan dan standard-operating-procedures  yang sudah ada. Dalam ranah emosional, pertanggungjawaban kita berikan kepada manusia-mansusia lain yang terkait sebagai manusia. Dalam ranah spiritual, pertanggungjawaban akan diminta setelah kita mati dan menghadap Yang Maha Kuasa.
 Alhasil, kita harus memahami tugas daripada seorang pemimpin adalah  sebagai pelopor dan penanggungjawab, ideology dan planner, bapak dan ibu atau orang tua dan symbol of group, contoh dan pendukung , pengarah dan penggerak, wakil dari anggota dan pengembang imajinasi. Dengan demikian, si pemimpin bukan pemimpin saja, namun  seorang bapak, penasehat, pelindung dan  teladan. Pepatah mengatakan “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing  Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani  adalah BENAR!.

III. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Ada empat macam tipe atau sifat-sifat seorang pemimpin:
1.     Karismatik, yaitu: pemimpin yang mempunyai daya tarik dan wibawa yang sangat tinggi, bisa dimiliki oleh orang-orang yang sangat alim lagi sholeh, meskipun orang tersebut sangat mudah melimpahkan pengaruh kepada orang lain.
2.    Otokratik yaitu: pemimpin yang tidak dapat mendengarkan kritik, pendapat atau saran dari orang lain atau bawahannya, dalam mencpai tujuan disesuaikan dengan keinginannya sendiri atau pribadi, sehingga pendekatan pada bawahan dengan cara paksaan.
3.    Liberal yaitu: pemimpin yang tidak tahu menahu dengan persoalan bawahannya dan mebiarkan bawahannya mencari masalah dan  pemecahannya sendiri.
4.    Demokratik yaitu: kekuasaan sepenuhnya pada anggota, segala keputusan berdasarkan keputusan musyawarah. Bersama dengan anggotanya pemimpin mencari masalah dan  pemecahannya

IV. SIFAT-SIFAT PEMIMPIN SEORANG PEMIMPIN
1.     Niat hikmah kepada Allah SWT dan organisasi 
2.    Adil, setia dan ikhlas berkorban serta pantang menyerah.
3.    Penuh energi dan inisiatif juga gemar beraktifitas.
4.    tidak emosional, simpatik, sopan dn fleksibel.
5.    Cakap, banyak akal, terampil, komunikatif dan terbuka.
6.    Tidak mudah-menunda perkerjaan dan selalu siap mental untuk jatuh dan tumbuh kemali.
7.    Taqwa kepada Allah SWT.
Demikian pula bagi seorang pemimpin hendaknya memiliki suatu sifat atau karakter yang senantiasa harus dijadikan suatu pedoman atau dasar yang meliputi hal-hal berikut:
1. Shidiq       : Benar dalam keyakinan, ucapan dan tindakan.
2. Amanah    : Terpercaya dalam keyakinan, ucpan, dan tindakan.
3. Tabligh    : Penyampai dalam keyakinan, ucapan, dan tindakan.
4. Fathonah  : Cerdas dan peka atau cepat tangap terhadap problema
  yang terjadi dalam masyarakat.

V. SIFAT KEMASYARAKATAN SEORANG PEMIMPIN
Sudah menjadi suatu kewajaran, bahwa seorang pemimpin hendaknya mampu dan bisa untuk senantiasa berinteraksi dengan masyarakat disekitarnya dengan secara meluas. Dengan demikian seorang pemimpin dalam hidup bermasyarakat hendaknya juga memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
  1. Tawasuth dan I’tidal
Sikap tengah dan berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama, dengan sikap dasar ini akan menjadi kelompik, panujtan yang bersikap dan bertindk lurus serta selalu bersifat membangun.
  1. Tasammuh
Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah keagamaan, terutama masalah yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah, serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.
  1. Tawazzun
Sikap berimbang dalam berkhikmah, menyerasikan khikmah kepada Allah SWT. Khikmah kepada manusia, serta lingkungan hidpupnya, menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.
  1. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfdaat bagi kehidupan besama, serta menolak dan mencegah semua hal-hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan.
“Apa Yang Paling Penting Dari Seorang Pemimpin Adalah Mengamalkan
Terhadap Apa Yang Diyakini (Walk Talk)”

KE  I P P N U   AN

A. PENDAHULUAN

Keberadaan dan nama besar organisasi akan nampak nyata jika penggerak organisasi mampu membawa dan menempatkan organisasi pada posisi strategis dengan system administrasi dan manajemen yang proposional dan professional. Jika kita sadari pesan dari Buya Hamka “ janganlah kita memasukkan emas dan permata kedalam gubuk kita, tetapi bangun dulu gubuk kita menjadi gedung yang megah baru kita masukkan emas dan permata tersebut “
IPPNU sebagai wadah pembinaan bagi generasi muda NU dalam membangun idiologi, moral, wawasan, ketrampilan dan bakat mempunyai konsekuensi dalam kepentingan dan cita-cita berdasarkan nilai-nilai agama islam. Dalam usaha merealisasikan gagasan organisasi, maka perlu perencanaan yang matang, penyelerasan arah tujuan serta kebijaksanaan organisasi secara berkelanjutan dalam mekanisme system organisasi.

B. SEJARAH BERDIRI DAN PERKEMBANGAN  I P P N U
IPPNU sengaja dilairkan untuk menggalang adanya persatuan dan kesatuan generasi muda NU dengan faham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yangb tidak hanya bersifat local atau kedaerahan tetapi bersifat Nasional.
Gagasan tersebut dapat direalisasikan pada konggres IPNU yang pertama di Solo tanggal 8 Rojab 1374 H yang bertepatan dengan tanggal 2 Maret 1955 M, maka dibentuklah organisasi IPPNU dengan kepanjangan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama dengan ketuanya rekanita UMROH MAHKUDHOH.
Namun pada perkembangan selanjutnya disebabkan karena tuntutan perkembangan zaman serta peraturan yang ada tentang ormas maka pada konggres IPPNU ke XI di Jombang pada tanggal 29-30 Januari 1988 maka kepanjangan IPPNU diubah menjadi Ikatan Putri Putri Nahdlatul Ulama.
Namun pada era reformasi keadaan bangsa semakin tidak menentu, maka IPPNU dituntut untuk lebih tanggap dalam menghadapi hal seperti itu. Pada era ini muncul kesadaran institusi untuk mengembalikan IPPNU kepada Khittohnya yaitu sebagai organisasi yang berbasis pelajar dan santri. Keinginan tersebut bisa terwujud ketika Konggres IPPNU ke XV di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Dengan demikian IPPNU yang semula kepanjangannya Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama kembali lagi menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama dengan konsekuensi-konsekuensi yang ada, antara lain :
1.     IPPNU harus memperjelas visi kepelajarannya
2.    IPPNU harus menumbuh kembangkan pada basis perjuangan disekolah dan pondok pesantren
C. DASAR, TUJUAN DAN SIFAT IPPNU
a.    Dasar, Azas dan Aqidah
IPPNU berazaskan pada pancasila dengan aqidah islam menerut faham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang mengikuti salah satu madzab empat yaitu Hanafi, Maliki, Hambali dan Syafi’i
b.    Tujuan
Membentuk pelajar putrid yang bertaqwa pada Allah, berilmu dan berakhlak mulia dan bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya ajaran islam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dalam kehidupan masyarakat Indionesia dengan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
c.    Sifat dan Fungsi
Sifatnya kekeluargaan dan kemasyarakatan.
Sedangkan fungsinya:
1.     Wadah menghimpun putra-putri NU untuk melanjutkan semangat dn nilai Nahdliyah.
2.    Wadah putra-putri NU untuk menggalang ukhuwah Islamiyah.
3.    Wadah kaderisasi putra-putri NU untuk mempersipkan kader-kader bangsa.

D. LAMBANG ORGANISASI IPPNU
1.     Lambang organisasi bernbentuk segi tiga adalah iman, islam dan ihsan dua garis tepi berarti dua kalimah syahadat;
2.    Warna dasar hijau adalah kebenaran, putih adalah kesucian, kuning adalah hikmah yang tinggi;
3.    Bintang sembilan adalah:
- Satu bintang besar adalah Nabi Muhammad SAW;
- Empat bintang atas kanan kiri adalah khulafaur rosyidin;
- Empat bintang bawah kanan kiri adalah empat madzhab.
4.    Dua kitab adalAh Al-Qur’an dan Al-Hadis;
5.    Bulu ayam bersilang adalah aktif menuntut ilmu baik umum maupun agama serta rajin membaca atau menulis;
6.    Dua kumtum melati warna putih adalah kepaduan antara agama dan umum;
7.    Lima titik antara I . P . P . N . U . adalah rukun islam.


KORP KEPANDUAN PUTRI  (KKP)

 

LATAR BELAKANG SEJARAH
 Corp Brigade Pembangunan (CBP) dan Korp Kepanduan Putri (KKP) Merupakan lembaga yang di bentuk berdasarkan keputusan Kongres IV IPNU- IPPNU tahun 1965 di Pekalongan. Pada awal terbentuknya lembaga ini merupakan wadah bagi pemuda dan remaja NU untuk mengokohkan barisan dalam mengimbangi munculnya barisan-barisan yang mengibarkan panji-panji komunis .
Semangat euforia untuk mengganyang PKI dikalangan pelajar IPNU-IPPNU yang kemudian melahirkan Front Kepalangmerahan merupakam cikal bakal kalahiran CBP. Semangat partisipasi yang tinggi juga melahirkan CBP-Wati yang bersama-sama dan bahu membahu dalam berpartisipasi dan mengabdi .dalam sejarah perjalanannya CBP mengalami kemunduran seiring dengan hancurnya kekuatan komunis di Indonesia,dengan dipenuhinya kehendak rakyat yang tercermin dalam “TRI TURA” oleh pemerintah pada saat itu .
 CBP-Wati pada saat ini gaungnya mulai dimunculkan kembali, dan CBP-Wati berubah nama menjadi KKP (Korp Kepanduan Putri ) yang diputuskan dalam amanat kongres XII IPPNU di Makasar serta dalam pengukuhannya telah ditetapkan dalam kongres XIII IPPNU di Surabaya.
Munculnya kembali KKP, dengan mengadakan perubahan – perubahan yang disesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan orgasnisasi dalam masyarakat saat ini. Hal ini dapat dilihat dengan berubahnya orientasi CBP-Wati yang pada awalnya untuk mengimbangi munculnya barisan yang mengibarkan panji panji komunis maka KKP lebih menekankan pada kreatifitas, sportifitas, dan kedisiplinan kader serta kepedulian dan kesadaran terhadap lingkungan alam dan sosial dengan mempertimbangkan kondisi psikis,fisik, dan geografis masyarakat Indonesia khususnya di jawa timur.

DASAR HUKUM

          Lembaga Korp Kepanduan Putri (LKKP) di deklarasikan dan diaktifkan di Indonesia berdasarkan :
1.     Kongres IPPNUXII di Makasar Sulawesi Selatan pada tanggal 21-24           Maret 2000  
2.    Kongres IPPNU XIII di Surabaya  Jawa Timur pada tanggal 18-21 Juni 2003
3.    Rakernas IPPNU di Jakarta pada tanggal 11-13 Juni 2004

VISI KKP

Visi KKP adalah terciptanya kader yang berkwalitas dan peduli terhadap lingkungan .

MISI KKP

Misi KKP adalah :
1.     Mengembangkan bakat dan minat kader
2.    Menumbuhkan kepedulian kader terhadap lingkungan
3.    Meningkatkan kesadaran kader terhadap pentingnya kesehatan
4.    Membentuk pribadi kader yang berakhlakul karimah
5.    Meningkatkan kedisiplinan sportifitas kader

TUJUAN KKP

Tujuan KKP adalah wadah untuk mengasah diri, mengembangkan kreatifitas dalam meningkatkan hablun minal Alloh, hablun minan Naas dan hablun minal Alam

BENTUK DAN FUNGSI KKP

-          Lembaga KKP adalah lembaga semi otonom.
-           
Fungsi KKP adalah :
1.      Wadah pengembangan minat dan bakat anggota
2.     Wadah untuk berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat
3.    Sebagai wahana untuk pengembangan sumber daya manusia agar memiliki kualitas
4.     Untuk mengembangkan diri di masyarakat.

TINGKATAN DAN STRUKTUR ORGANISASI KKP
Tingkatan KKP adalah
1.   Dewan Koordinasi Nasional Korp Kepanduan Putri (DKN-KKP) tingkat pusat
2.  Dewan Koordinasi  Wilayah Korp Kepanduan Putri (DKW- KKP) untuk tingkat wilayah.
3.  Dewan Koordinasi Cabang Korp Kepanduan Putri (DKC- KKP) tingkat cabang.
4.  Dewan Koordinasi Anak Cabang Korp Kepanduan Putri (DKAC- KKP) untuk tingkat anak cabang .
5.  Regu-regu Korp Kepanduan Putri (Regu- KKP)  tingkat ranting dan komisariat

Struktur Organisasi KKP adalah
1. Pimpinan Tertinggi dipimpin oleh seorang  Koordinatoor
2.    Tiga (3) Wakil  Koordinator membantu Koordinator dalam melaksanakan tugas
a.    Wakil Koordinator Bidang Kepanduan
b.    Wakil Koordinator Bidang Kesehatan
c.    Wakil Koordinator Bidang ke-Pencipta alam
3.    Sekretaris melaksanakan pengendalian dalam ke- Administrasian KKP
4.    Bendahara melaksanakan pengendalian  keuangan KKP
5.    Anggota Bidang



KERANGKA ANALISA SOSIAL

A. Apakah Analisa Sosial itu?

Ansos merupakan upaya untuk mengurai logika, nalar, struktur, dan atau kepentingan dibalik sebuah fenomena sosial. Ansos bukan semata deskripsi sosiologis dari sebuah fenomena sosial. Ansos hendak menangkap logika struktural atau nalar dibalik sebuah gejala sosial. Ansos dengan demikian material, empiris, dan bukan sebaliknya, mistis, atau spiritualistik. Ansos menafsirkan gejala sosial sebagai gejala material, dus kekuatan dan gagasan ideologis dibalik gejala sosial.

B. Fokus dalam Analisa Sosial

  1. Sistem-sistem yang beroperasi dalam suatu masyarakat
  2. Dimensi-dimensi obyektif masyarakat (organisasi sosial, lembaga-lembaga sosial, pola perilaku, kekuatan-kekuatan sosial masyarakat)
  3. Dimensi-dimensi subyektif masyarakat (ideologi, nalar, kesadaran, logika berpikir, nilai, norma, yang hidup di masyarakat).

C. Pendekatan dalam analisas sosial

  1. Historis: dengan mempertimbangkan konteks struktur yang saling berlainan dari periode-periode berbeda, dan tugas strategis yang berbeda dalam tiap periode.
  2. Struktural: dengan menekankan pentingnya pengertian tentang bagaimana masyarakat dihasilkan dan dioperasikan, serta bagaimana pola lembaga-lembaga sosial saling berkaitan dalam ruang sosial yang ada.

D. batas-batas analisa sosial

1.     Ansos  bukanlah kegiatan monopoli intelektual, akademisi, atau peneliti. Siapapun dapat melakukan ansos
2.    Ansos  tidaklah bebas nilai. Ansos memungkinkan kita bergulat dengan asumsi-asumsi kita, mengkritik, dan menghasilkan pandangan-pandangan baru.

E. Rambu-rambu analisa sosial

1.     Masyarakat senantiasa berkembang secara kompleks.
2.    Masyarakat selalu mengalami perubahan, dinamis, tidak statis.
3.    Melakukan ansos berarti memasuki wilayah konflik, sengketa.
4.    Tidak dogmatik, dapat menggunakan berbagai perspektif yang ada.
5.    Pusat ansos adalah nilai keadilan sosial di masyarakat.

F. Langkah-langkah melakukan ansos

1.     Mendeskripsikan  persoalan sosial
2.    Melacak  akar persoalan, dengan mengurai:
a.    Melihat kesejarahannya (melihat faktor-faktor historis yang mempengaruhi terbentruknya situasi sosial)
b.    Konteks global, nasional, dan lokal
c.    Menguraikan anatomi dan hubungan antara berbagai struktur ekonomi, politik, sosial, dan budaya, terhadap terbentuknya situasi sosial yang ada
d.    Memetakan struktur dominan/utama yang mempengaruhi terbentuknya situasi sosial yang ada
e.    Menguraikan the dominant ideology/nilai-nilai kunci yang mempengaruhi kesadaran sosial masyarakat.
f.    Struktur konflik
g.    Aktor yang terlibat
3.    Merumuskan jawaban
4.    Menyusun tahapan realisasi
5.    Aktor yang harus dilibatkan
6.    Gempuurrrrrrrr!!!
7.    Refleksi
8.    Rekomendasi

Panduan Analisa sosial dalam live in di masyarakat

  1. Tentang keluarga/lingkungan  yang kita tempati
    1. Berapa jumlah  keluarga, tingkat pendidikannya
    2. Ststus hubungan anggota keluarga
    3. Kualitas relasi dan komunikas antar anggota keluarga
    4. Pola pengambilan keputusan keluarga
    5. Jenis pekerjaan, pendapatan, mencukupi atau tidak
    6. Pengeluaran keluarga, tabungan
    7. Kondisi lingkungan fisik keluarga (bangunan, sanitias, kebersihan, dll)
    8. Pembagian peran atau tanggung jawab dalam  keluarga
    9. Kesibukan waktu luang
    10. Problem-problem keluarga, cara mengatasinya
  2. Tentang corak produksi/pekerjaan masyarakat
    1. Pekerjaan utama, mengapa memilih itu, makna kerja bagi mereka
    2. Proses hingga memiliki pekerjaan
    3. Kesulitan yang dihadapi dalam bekerja
    4. Bagaimana menghadapinya
    5. Pendapatan harian,mingguan, bulanan
    6. Jam perhari untuk kerja
    7. Yang menyenangkan dalam kerja, mengapa
  3. Tentang nilai dan budaya yang berkembang
    1. Nilai atau kepercayaan hidup yang dianut masyarakat, seberapa kuat mempengaruhi hidup
    2. Pandangan tentang hidup
    3. Pandangan tentang kemiskinan
    4. Kepuasan terhadap kondisi hidup saat ini
    5. Pandangan tentang masa depan
    6. Keterbukaan terhadap orang atau ide baru atau asing
    7. Pandangan tentang kesuksesan hidup
    8. Harapan terhadap masyarakat lain dan pemerintah

10 Langkah Pengorganisiran Masyarakat
1.     Integrasi: menjadi bagian dari komunitas  (terencana, kreatif, fleksibel)
A.   Tinggal di dalamnya
B.    Empati
C.    Mendekati tokoh-tokoh kunci
2.    Investigasi sosial: Menggali masalah dalam masyarakat  (obyektif, kritis, skeptis)
A.   Meneliti catatan masalah
B.    Memetakan masalah yang ada
C.    Merasakannya
D.   Menanggapi
3.    Program sementara: media perekat aktifitas (relevan, kontekstual, inspiratif)
A.   Mempekuat komunikasi
B.    Mempekuat intensitas interaksi
4.    Ground Work: sosialisasi dan pengujian program sementara (partisipatif, prpaktif, persuasif)
A.   Proses-proses partisipatif untuk mempertajam isu serta kesepakatan aksi-kasi konkret
5.    Pertemuan: penegsahan kesepakatan (fokus, spesifik, terukur)
A.   memperkuat kebersamaan dalam aksi
6.    Simulasi: latihan dialog dan negosiasi tuntutan aksi (antisiptaif, preskiptif, kalkulatif)
A.   Keterlibatan secara kognitif, afektif, dan konatif dalam diri individu untuk mengantisipasi berbaga kemungkinan
7.     Mobilisasi: pengrahan rakyat (antisipatif, efektif, kreatif, dan atraktif)
A.   gerakan sosial yang sadar dan berdaya
8.    Evaluasi  (kritis,obyekif, sistematik, konstruktif)
A.   Kritik oto kritik
B.    Solusi dan rekomendasi aksi
9.    Refleksi: mengambil makna (demokratis, apresiatif)
A.   Internalisasi nilai-nilai dalam kesadaran kritisnya
B.    Penguatan kesadaran
10. Organisasi: pembentukan organisasi (holistik, komprehensif, partisipatif)
A.   struktur yang dibutuhkan
B.    mekanisme kerja
C.    mekanisme kontrol
D.   pengelolaan